Resensi
Buku
Judul : Berjuang di Tanah Rantau
Penulis : A. Fuadi, dkk
Penerbit : Bentang
Tahun
Penerbit : 2013
Kota Penerbit
: Yogyakarta
Cetakan : Pertama
Tebal Buku : XVIII + 186 Halaman
Penyunting :
Ikhdah Henny dan Pritameani
Perancang
Sampul :
Mega Dian Perkasa
Pemeriksa Aksara :
Intan dan Titish A.K
Penata Aksara : Adfina Fadh
Buku ini berisi dua judul pengantar dan dua
belas cerita pendek tentang perantauan yang menulis ceritanya dan terangkum
dalam buku ini. Pengantar pertama berjudul
“Menembus Keterbatasan dengan Kesungguhan dan Keikhlasan” ditulis oleh
Juwanna Soetomo bahwa dia sebagai pemimpin redaksi majalah Iqra di Hong Kong
menuangkan ide bahwa bagaimana jika kisah perantau Indonesia di Hong Kong yang
mayoritas adalah Buruh Migran Indonesia (BMI) atau bahasa merakyatnya adalah
TKI akan dituliskan dan digabung dalam buku ini. Para BMI ini meluangkan waktu
malamnya untuk mengurus tulisannya dan Majalah Iqra. Karena di pagi hari hingga
pukul 22.00 mereka bekerja di rumah majikannya, tetapi setiap waktu tersebut
digunakan seefektif mungkin. Walau hanya dua hingga empat jam waktu untuk
tidur. Mereka lakukan demi ide – ide liar dan hobi mereka dalam pekerjaan ini.
“Keajaiban Merantau” pengantar yang ditulis
oleh A. Fuadi ini mengajak kita untuk merantau seperti dalam syair – syair Imam
Syafi’i. Dengan merantau kita dapat memperkaya peradaban, meluaskan ilmu
pengetahuan, membuat kita lebih bersyukur, mencintai ilmu, memaknai kehidupan. Perantauan
sejati adalah perantauan yang diiringi kepulangan kembali ke tempat asal untuk
memperbaiki asalnya.
“Hadiah Terbaik” oleh Imam Maulana
menceritakan dirinya yang ignin melanjutkan S-2
di Australia namun terhalang karena surat TOEFL-nya terselip tidak
terkirim kepadanya. Sehingga dia tidak dapat mendaftarkan dirinya ke Australia.
Dia kecewa dan tidak dapat menerimanya hingga menyalahkan Tuhan. Hingga suatu
hari dibuka lamaran beasiswa ke Jerman, dia disarankan oleh kawannya untuk
mendaftarkan diri. Ternyata dia diterima, semua ini sudah seperti skenario
Tuhan yang melancarkan semua proses ke Jerman. Hadiah terbaik dari Tuhan
memberi Jerman bukan Australia. Saat di Jerman dia dihadapi masalah belum
menemukannya senyawa dari penelitiannya yang dapat memulangkannya kembali ke
Indonesia. Menyerah sudah, keajaiban datang saat dia melihat penelitiannya dua
bulan lalu ternyata menghasilkan senyawa baru. Hal tersebut membuat semangat
kembali dan dapat meneruskan beasiswanya. Di tahun berikutnya dia menemukan
senyawa yang luar biasa berbentuk laba – laba dan dipresentasikan di beberapa
negara. Dia mengalami kesuksesan dan diminta untuk tugas di Australia sebagai
profesor.
“Mengikhlaskan Cita – Cita Untuk Orang
Tercinta” oleh Elok Holiman menceritakan dirinya yang mendengar percakapan dua
wanita TKI di Hong Kong. Dua TKI tersebut bercerita tentang kehidupannya yang
mengikhlaskan cita – citanya dan menjadi TKI untuk membiayai keluarga dan adik
– adiknya sehingga dapat sekolah tinggi. Dia teringat perjuangan ayahnya yang
ingin ke luar negeri tetapi tidak terwujud hingga wafat. Justru dia, anak dari
sang ayah tersebut dapat pergi ke luar negeri. Dia menulis cerita ini untuk
menyampaikan pada dua wanita TKI tersebut bahwa dia mengamini do’a wanita TKI
semoga terwujud.
“Perempuan yang Menyeret BMW di Victoria Park” oleh Sri Lestari yang
menceritakan seorang temannya. Wanita yang hanya lulusan SD dapat
mendedikasikan hidupnya untuk menuangkan bakat pada majalah yang dikelolanya.
Dia juga seorang Buruh Migran Indonesia (BMI). Di sela – sela pekerjaannya, dia
meluangkan waktu menuliskan idenya untuk majalah tersebut sehingga sukses. Hal
tersebut mengajarkan bahwa kesuksesan dinilai dari seberapa berarti proses
memberikan dampak positif bagi seseorang. Tidak perlu menjadi dokter bahkan
presiden untuk menjadi hebat. Gali kemampuan yang membuat kita menjadi
seseorang yang hebat.
“Berjuang di Ibu Kota Terdingin di Dunia”
oleh Rinto Priambodo yang menceritakan dirinya
yang ingin ditugaskan ke luar negeri oleh perusahaannya. Akhirnya
terwujud, dia ditugaskan ke Mongolia tepatnya Ulan Bator kota terdingin di
dunia. Persiapan membawa perlengkapan musim dingin ia pinjam pada teman dan
kerabat. Setiba di Ulan Bator dia sangat kedinginan. Pekerjaannya yang lakukan
selama lima hari diperpanjang menjadi tujuh hari karena uji coba yang jauh dari
harapan. Semangat ia dan rekannya kumpulkan untuk menyelesaikan pekerjaan
akhirnya membuahkan hasil uji coba yang berhasil. Perjalanan pulang yang
melelahkan membuat dirinya merasa bersyukur atas negerinya yang berada di
daerah tropis. Masyarakat tidak harus repot dengan perlengkapan musim dingin
yang mahal.
“Pesona Kerudung Hong Kong” oleh Anna Ilham
menceritakan dirinya sebagai Buruh Migran Indonesia di Hong Kong. Berbagai
pengalaman hidup ia dapatkan. Awal bekerja dia dilarang beribadah, walaupun
sebenarnya sang majikan baik sekali. Dengan berjalannya waktu dia tergugah
untuk berhijab walau secara diam – diam. Sebenarnya dia tidak begitu kuat
imannya saat di Tanah Air, namun di Hong Kong dia mendapatkan cahaya untuk
memperbaiki ibadah dan berkerudung. Dengan ragu – ragu dia memberitahu sang
majikan bahwa tekad berkerudung sudah bulat akhirnya sang majikan
memperbolehkan dirinya berkerudung. Kekokohan imannya dia tularkan pada
keluarganya di Tanah Air.
“Dream Big Dreams” oleh Tessa
Filzana Sari menceritakan dirinya yang bermimpi sekolah di luar negeri. Saat
dia mengikuti tes wawancara untuk beasiswa ke luar negeri, dia sempat
nge-blank. Betapa bersyukur saat pengumuman bahwa dia lolos ke Amerika. Sampai
di AS, dia menerima berbagai tantangan mulai dari kuliah yang baru, keadaan,
musim, lingkungan yang berbeda. Di daerah rantau dia mulai bias memasak, hidup
mandiri, memperkenalkan budaya Tanah Air pada masyarakat AS dan dia merasakan
Idul Fitri dengan kawan – kawannya disana. Semua pengalaman itu membekas dan
tak terlupakan. Sebuah quotes yang sangat menggugah pembaca “Mimpi tanpa target,
hanya akan berakhir di angan – angan. Niat dan usaha akan menyetir arah mimpi
tersebut”
“Melangkah Hingga Lelah” oleh Tussie Ayu
Riekasapti menceritakan dirinya dan suaminya yang menunggu pengumuman beasiswa
ke Inggris. Hal tersebut terwujud, suaminya melanjutkan S-2 di Inggris dan dia
bersama anaknya juga ikut tinggal bersama. Kehidupan di Inggris menguras
semangatnya mulai dari susah memasak, mengurus anak, hingga jarak swalayan yang
jauh. Namun semua itu terbayar saat mereka menyempatkan untuk berwisata mulai
dari menonton pertandingan Liverpool
dan Bayer Leverkusen, menjelajahi masa The Beattles, ke Desa Anwick sekolah Harry Potter yaitu Hogwarts,
ditutup dengan tempat berseminya cinta Pangeran William dan Kate Middleton.
“Kembang Kehidupan dari
Umi” Oleh Ummu Marzudhy menceritakan dirinya yang kecewa karena tidak bias
melanjutkan sekolah akibat tak mampu. Dia memutuskan untuk menjadi BMI di Hong
Kong. Saat dia di Hong Kong dia bekerja dengan majikan yang kurang
menyenangkan, namun dia tetap bersabar dan tegar. Keringatnya membuahkan hasil
berupa rumah di kampungnya dan menyekolahkan tinggi adiknya. Hingga suatu hari
dia dipanggil pulang oleh sang ibu untuk menikah. Seusai menikah dia kembali ke
Hong Kong dan melanjutkan pekerjaannya. Disamping itu dia juga tetap mengejar
cita – cita, dia mengikuti sekolah kesetaraan paket C atau setingkat SMA. Tak
hanya itu dia juga menekuni taekwondo dan ingin menambah medali dari tiga
medali yang telah diraihnya
“Berbakti, Harga Mati”
Oleh Awiek Libra menceritakan kisah dirinya yang kecewa karenaakan mempunyai
adik kelima dengan keadaan ekonomi minim keluarganya. Dia memutuskan menjadi
BMI di Hong Kong sebagai pelampiasan kekecewaannya. Di Hong Kong dia sangat sedih
dengan kesulitan berbahasa dan sang majikan yang kejam. Saat dia memutuskan
untuk pulang ternyata sang ibu telah wafat yang membuatnya sangat menyesal dan
merasa bersalah. Akhirnya dia sadar dan meminta maaf pada ayahnya terutama pada
kelima adiknya. Dia memutuskan kembali ke Hong Kong ingin membiayai keluarnya
dengan tulus.
“Biskuit Italia” Oleh
Isyana Fadila menceritakan dirinya dengan mimpi masa kecilnya. Sebelumnya dia
bekerja di perusahaan biscuit yang mapan dan dipercaya berkontribusi di salah
satu brand biskuti untuk memperluas pasar. Dia mendapat emai bahwa dia dapat
beasiswa S-2 ke Italia. Perjalanan mimpi masa kecilnya masih panjang dan akan
dipertanggung jawabkan dengan ucapan Bismillah.
“Gyakuten Manrui Home Run”
Oleh Izmi Aufaa menceritakan dirinya yang ingin kuliah di universitas terkenal
di Jepang, namun diremehkan oleh senseinya (guru). Ternyata tidak direstuinya
tersebut dia benar tiga kali gagal tes. Dia mendapat semangat dari kisah perang
Uhud bahwa manusia harus berusaha dengan sungguh – sungguh sehingga Tuhan akan
merestuinya. Pada tes terakhir yang ditaruhkan untuk universitas terbaik
senseinya memberikan semangat dan memperingatkan bahwa ini taruhan besar,
karena jika gagal maka dia tak mendapat universitas. Saat pengumuman ternyata dia
lolos dan langsung bersyukur serta mengucapkan terima kasih kepada senseinya
karena telah menyemangatinya. Tuhan memang Maha Adil.
“Asa yang Terpatri” Oleh
Emma Vey menceritakan dirinya yang menjadi BMI di Hong Kong yang bekerja pada
majikan yang baik, namun neneknya tak menyukainya karena dia tak bisa berbahasa
bahasa di sana. Hati sang nenek luluh ketika dia belari mati – matian menyelamatkan
sang nenek agar selamat dari badai. Dia berusaha les bahasa dan belajar masakan
khas di sana. Dengan kesabaran dan kegigihannya dapat meluluhkan dan bersahabat
dengan nenek. Suatu kebahagiaan saat dia mengikuti lomba memasak dan mendapat
juara pertama. Kebahagiaan itu dia curahkan pada keluarga majikannya yang sudah
seperti keluarga sendiri.
Kekurangan pada buku ini
seakan – akan karya A. Fuadi dimana penulis terkenal. Ternyata setelah membaca
buku ini A. Fuadi hanya memberikan pengantar cerita untuk mengajak merantau
bukan menulis cerita. Walaupun demikian, kumpulan cerpen dari para penulis
tersebut tidak kalah hebat dan menyentuh. Cerita – cerita yang terdapat klimaks
sehingga menggugah hati pembaca.
Banyak sekali manfaat
membaca buku ini yang memberi pesan untuk menghadapi tantangan hidup terutama
di perantauan. Berbagai cerita dengan pesan membangun bagi yang ingin merantau
dan perantau. Sehingga sangat cocok dibaca untuk segala umur yang memotivasi
diri untuk bersemangat. Selamat membaca!
SMP
NEGERI 2 JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015